NAMA
|
IRRIYANTI
|
NPM
|
18211536
|
KELAS
|
3EA17
|
Kelompok Rujukan
Kelompok referensi atau rujukan adalah individu/kelompok nyata atau khayalan
yang memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap
orang lain. Kelompok acuan (yang paling berpengaruh terhadap konsumen)
mempengaruhi orang lain melalui norma, informasi, dan melalui kebutuhan
nilai ekspresif konsumen.
Kelompok referensi atau rujukan menurut Kotler dan Armstrong adalah :
“Kelompok - kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan prilaku seseorang.” Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik prilaku fisik maupun mentalnya
Kelompok acuan yang digunakan oleh pemasar :
1. Selebriti
2. Ahli pakar dalam bidang pekerjaan, pendidikan atau pengalaman
3. Orang biasa sebagai konsumen yang puas akan produk yang dipasarkan
4. Pemimpin dan karyawan sebagai pembicara
5. Karakter fiktif yang dapat menyampaikan pesan
Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen.
Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan :
“Kelompok - kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan prilaku seseorang.” Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik prilaku fisik maupun mentalnya
Kelompok acuan yang digunakan oleh pemasar :
1. Selebriti
2. Ahli pakar dalam bidang pekerjaan, pendidikan atau pengalaman
3. Orang biasa sebagai konsumen yang puas akan produk yang dipasarkan
4. Pemimpin dan karyawan sebagai pembicara
5. Karakter fiktif yang dapat menyampaikan pesan
Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen.
Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan :
- Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga,dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.
- Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang
bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat
variabel struktural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian
dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah :
1. usia kepala rumah
tangga atau keluarga
2. status perkawinan
3. kehadiran anak
4. status
pekerjaan
Siklus Kehidupan Keluarga dan Perilaku Pembelian
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang
merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga
bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk
dipakai oleh anggota keluarga yang lain.
Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.
Keluarga berubah bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus kehidupan keluarga .Walaupun sudah digunakan di dalam literature sejak tahun 1931, konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen.
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.
Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged), dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.
Siklus Kehidupan Keluarga Tradisional
Variasi Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga-keluarga selalu bervariasi, karena menjalani tahap-tahap siklus kehidupan keluarga. Variasi-variasi dalam siklus kehidupan keluarga tradisional dapat dilihat pada keluarga-keluarga dimana pasangan suami istri tidak menikah, dan terdapat perkawinan sesama homoseksual, orangtua tunggal dan keluarga dengan orangtua tiri. Makin banyak orang memilih berbagai bentuk keluarga dan karenanya konsep asal tentang siklus kehidupan keluarga mencakup keluarga inti dengan dua orangtua, secara menyolok terbatas dalam aplikabilitasnya. Untuk keluarga-keluarga non-tradisional atau keluarga-keluarga miskin atau minoritas, terdapat variasi-variasi pada penentuan tempo dan pengurutan kejadian keluarga (Teachman et al, 1987). Karena pada saat ini keluarga dengan orangtua tunggal dan orangtua tiri berjumlah cukup besar. Bahkan dalam keluarga inti tradisional dengan dua orangtua terdapat perubahan dalam penentuan tempo dari tahap-tahap siklus hidup keluarga. Jumlah dewasa muda yang tinggal dengan orangtua, sendirian atau dengan dewasa muda lainnya semakin bertambah ("diantara tahap-tahap siklus kehidupan keluarga" dari Charter dan McGoldrick). Banyak pasangan menunda menikah dan memperpendek masa pengasuhan anak (hasil dari KB dan kerja), dan mempunyai lebih sedikit anak. Dengan perubahan-perubahan ini dan umur harapan hidup yang lebih lama, terdapat tahun-tahun yang cocok dalam dua tahap terakhir siklus kehidupan keluarga -- tahap usia pertengahan dan tahap pensiunan dan lansia.
Struktur Keluarga dan Rumah Tangga yang Berubah
Umumnya saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang berhubungan dengan peran mulai berubah karena masyarakat saat ini semakin beragam. Hal ini diakibatkan oleh beberapa sebab, diantaranya:
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat.
Peranan Wanita dan Pria yang Berubah
Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk :
Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.
Keluarga berubah bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus kehidupan keluarga .Walaupun sudah digunakan di dalam literature sejak tahun 1931, konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen.
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.
Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged), dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.
Siklus Kehidupan Keluarga Tradisional
Variasi Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga-keluarga selalu bervariasi, karena menjalani tahap-tahap siklus kehidupan keluarga. Variasi-variasi dalam siklus kehidupan keluarga tradisional dapat dilihat pada keluarga-keluarga dimana pasangan suami istri tidak menikah, dan terdapat perkawinan sesama homoseksual, orangtua tunggal dan keluarga dengan orangtua tiri. Makin banyak orang memilih berbagai bentuk keluarga dan karenanya konsep asal tentang siklus kehidupan keluarga mencakup keluarga inti dengan dua orangtua, secara menyolok terbatas dalam aplikabilitasnya. Untuk keluarga-keluarga non-tradisional atau keluarga-keluarga miskin atau minoritas, terdapat variasi-variasi pada penentuan tempo dan pengurutan kejadian keluarga (Teachman et al, 1987). Karena pada saat ini keluarga dengan orangtua tunggal dan orangtua tiri berjumlah cukup besar. Bahkan dalam keluarga inti tradisional dengan dua orangtua terdapat perubahan dalam penentuan tempo dari tahap-tahap siklus hidup keluarga. Jumlah dewasa muda yang tinggal dengan orangtua, sendirian atau dengan dewasa muda lainnya semakin bertambah ("diantara tahap-tahap siklus kehidupan keluarga" dari Charter dan McGoldrick). Banyak pasangan menunda menikah dan memperpendek masa pengasuhan anak (hasil dari KB dan kerja), dan mempunyai lebih sedikit anak. Dengan perubahan-perubahan ini dan umur harapan hidup yang lebih lama, terdapat tahun-tahun yang cocok dalam dua tahap terakhir siklus kehidupan keluarga -- tahap usia pertengahan dan tahap pensiunan dan lansia.
Struktur Keluarga dan Rumah Tangga yang Berubah
Umumnya
saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau
struktur keluarga yang berhubungan dengan peran mulai berubah karena
masyarakat saat ini semakin beragam. Hal ini diakibatkan oleh beberapa
sebab, diantaranya:
1. Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
2. Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
3. Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
4. Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
5. Status perceraian relative biasa.
Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. - See more at: http://www.perempuan.com/read/mengenali-tipe-keluarga-modern#sthash.DKDj7T6g.dpuf
1. Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
2. Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
3. Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
4. Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
5. Status perceraian relative biasa.
Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. - See more at: http://www.perempuan.com/read/mengenali-tipe-keluarga-modern#sthash.DKDj7T6g.dpuf
Umumnya
saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau
struktur keluarga yang berhubungan dengan peran mulai berubah karena
masyarakat saat ini semakin beragam. Hal ini diakibatkan oleh beberapa
sebab, diantaranya:
1. Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
2. Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
3. Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
4. Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
5. Status perceraian relative biasa.
Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. - See more at: http://www.perempuan.com/read/mengenali-tipe-keluarga-modern#sthash.DKDj7T6g.dpuf
1. Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
2. Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
3. Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
4. Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
5. Status perceraian relative biasa.
Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. - See more at: http://www.perempuan.com/read/mengenali-tipe-keluarga-modern#sthash.DKDj7T6g.dpuf
Umumnya
saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau
struktur keluarga yang berhubungan dengan peran mulai berubah karena
masyarakat saat ini semakin beragam. Hal ini diakibatkan oleh beberapa
sebab, diantaranya:
1. Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
2. Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
3. Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
4. Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
5. Status perceraian relative biasa.
Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. - See more at: http://www.perempuan.com/read/mengenali-tipe-keluarga-modern#sthash.DKDj7T6g.dpuf
1. Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
2. Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
3. Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
4. Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
5. Status perceraian relative biasa.
Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. - See more at: http://www.perempuan.com/read/mengenali-tipe-keluarga-modern#sthash.DKDj7T6g.dpuf
Umumnya saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang berhubungan dengan peran mulai berubah karena masyarakat saat ini semakin beragam. Hal ini diakibatkan oleh beberapa sebab, diantaranya:
- Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun
- Orang tua
tunggal meningkat karena adanya perceraian
- Orang
berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo
- Karena
perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah
- Status perceraian relatif biasa
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat.
Peranan Wanita dan Pria yang Berubah
Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk :
- Budaya psikologis. Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen
- Budaya sosial. Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain
dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu
produk
Metodologi Penelitian untuk Studi tentang Keputusan KeluargaKerangka Proses KeputusanStudi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pernyataan seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang mengambil keputusan ?Namun, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan. Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga :
- Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
- Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?
- Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?
Kategori
struktur peran yang relevan dalam proyek penelitian bergantung kepada
produk atau jasa tertentu yang tengah dipertimbangkan, tetapi dalam
banyak kategori produk, hanya suami dan istri yang terlibat. Di dalam
kategori lain, adalah berguna untuk mengukur jumlah pengaruh di8 dalam
peranan yang berbeda. Spiro mendapatkan bahwa strategi pengaruh atau
bujukan bergantung pada beberapa variabel, khususnya tahap di dalam
siklus kehidupan dan gaya hidup. Anak terlibat dalam banyak jenis situasi pembelian, tetapi sifat pengaruh mereka kerap diabaikan.
Bias Pewawancara
Jenis
kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang
menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk
mengatasi bias ini harus digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri
atau jenis kelamin pengamat harus diatur secara acak untuk responden.
Implikasi Bagi Studi Perilaku Konsumen
Pemasar
perlu berkomunikasi dengan pemegang masing-masing peranan yang ada di keluarga.
Anak misalnya, adalah pemakai serealia, mainan, pakaian, dan banyak produk
lain, tetapi mungkin bukan pembeli. Salah satu atau kedua orangtua mungkin
merupakan pengambil keputusan dan membeli, walaupun anak mungkin penting sebgai
pemberi pengaruh dan pemakai.
Peranan
memberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang paling ahli. Sebagai contoh,
orangtua mungkin menjadi pengambil keputusan mengenai mobil mana yang mereka
akan beli, tetapi remaja kerp memainkan peranan utama sebagai penjaga pintu
informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena pengetahuan yang lebih banyak
mengenai unjuk kerja, ciri produk, atau norma sosial.
Sumber :
http://manajemenmandiri.wordpress.com/2012/05/14/fungsi-kelompok-dan-kelompok-referensi-dalam-mempengaruhi-konsumen/
http://vtastubblefield.wordpress.com/2011/11/23/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga/
http://rahmanuzulikartika.wordpress.com/category/uncategorized/page/2/
http://ayukemala.wordpress.com/category/uncategorized/page/2/
http://www.scribd.com/doc/146208893/Siklus-Kehidupan-Keluarga-MCS-docx
http://www.perempuan.com/read/mengenali-tipe-keluarga-modern
http://blapah-coklat.blogspot.com/2010/03/perilaku-konsumen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar