Pages

Rabu, 24 Oktober 2012

UKM Menopang Kehidupan Ekonomi Indonesia


NAMA
IRRIYANTI
NPM
18211536
KELAS
2EA17         



UKM (Usaha Kecil dan Menengah) sesuai namanya UKM merupakan usaha kecil yang identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga yang hanya terdiri dari beberapa jumlah pekerja.
Menurut kategori BPS (Badan Pusat Statistik) dalam mengelompokkan jumlah pekerja industri adalah sebagai berikut :


- Industri rumah tangga = jumlah pekerja 1-4 orang
- Industri menengah = jumlah pekerja 20-99 orang
- Industri kecil = jumlah pekerja 5-19 orang
- Industri besar = jumlah pekerja 100 orang atau lebih

UKM yang kita kenal memang merupakan usaha kecil, namun UKM sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional. UKM memberikan kontribusi yang cukup besar kepada perekonomian nasional dari pajak penghasilan.
UKM juga memberikan dampak positif yang sangat menjanjikan khususnya bagi para pelaku ekonomi yang sukses yang mengawali usahanya dari UKM.

Saat ini, UKM hampir sebagian besar menguasai sektor usaha Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengembangkan UKM pemerintah perlu melindungi UKM agar dapat bersaing secara sehat dengan usaha ekonomi lain yang lebih besar. 
Dan telah kita ketahui juga bahwa ketika masa krisis moneter perusahaan-perusahaan besar mengalami collapse, UKM masih mampu bertahan menghadapi krisis tersebut, sehingga UKM perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah untuk lebih dikembangkan.
Pada tahun 2020 yang akan datang adalah tahun yang memberikan banyak peluang untuk UKM.
UKM dapat mewujudkan impian para pemimpin ASEAN suatu komunitas ekonomi ASEAN yang tertuang dalam Bali Concord II, yaitu peredaran produk-produk barang dan jasa tidak lagi dibatasi batas negara.
Hal ini memberikan dampak positif dan negatif terhadap UKM. Dampak positifnya adalah apabila produk-produk UKM mampu bersaing dengan produk-produk ASEAN dan akan menjadi dampak negatif apabila sebaliknya.
Untuk itu pemerintah sebaiknya perlu merevisi program rencana menciptakan 20 juta UKM sebagai program nasional.

Berikut adalah bukti nyata keberhasilan pelaku ekonomi UKM :
Adalah Denni Delyandri 28 tahun yang dalam dua setengah tahun ini bisnis kue khas Batam berkembang pesat. Kini, Denni dan istrinya beserta para pekerja mampu memproduksi 600 loyang kue pisang dengan omzet penjualan rata-rata Rp. 20.000.000 per hari.

Awalnya, Denni hanyalah seorang karyawan sebuah perusahaan elektronik dengan gaji Rp. 1.200.000 per bulan. Akan tetapi Denni mulai jenuh dengan pekerjaan yang hanya begini-begini saja. Maka dari itu, Denni memulai pekerjaan sambilan seperti menjual kerupuk udang dan onde-onde yang dititipkan di warung dekat pabrik dan hasilnya pun lumayan. 

Dari pekerjaan sambilan itulah membuat Denni berkeinginan untuk berwiraswasta. Denni mulai meminjam uang sebesar Rp. 10.000.000 dari koperasi karyawan. Kemudian dari uang pinjaman tersebut Denni memulai usaha dengan membuka rumah makan Padang, namun hanya berlangsung dua bulan saja.
Ternyata usaha yang dilakukannya salah strategi, sebab sudah ada dua rumah makan tetapi Denni malah membuka usaha rumah makan lagi.
Tambahan modal pun sudah tidak ada lagi, dan akhirnya rumah makan tersebut dijual senilai Rp. 5.000.000.

Kegagalan atau jatuh bangun tersebut tidak membuat Denni berputus asa dalam menggeluti dunia berwiraswasta. Justru dengan kegagalan tersebut membuatnya bangkit dan mencoba usaha baru lagi seperti usaha EO (Event Organizer) dan meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan. Mulanya, usaha EO tersebut cukup menguntungkan. Akan tetapi seiring waktu mencari sponsor untuk EO tidaklah mudah. Karena lelah mencari sponsor, akhirnya usaha EO pun ditinggalkan.

Denni mencoba lagi usaha kue pisang. Kue pisang tersebut dibuat oleh istrinya. Mulanya, kue pisang yang dibuat hanya ditawarkan kepada tetangganya.
Kemudian berbekal pengetahuan, Denni mulai menjalankan pemasaran kue pisang. Kue pisang difoto dan ditawarkan kepada teman-temannya untuk dijual ke pabrik-pabrik. Dan suatu saat, Denni mendapat pesanan kue pisang sebanyak 40 potong dan tentu saja itu membuat Denni dan sang istri kaget serta kewalahan memenuhinya.

Sejak saat itu, pesanan terus bertambah dan berkembang pesat. Untuk memperluas usaha, Denni mencoba mencari kredit dari Bank sebesar Rp. 40.000.000 untuk sewa toko.

Pada suatu waktu, ada pembeli yang membeli kue pisang untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Saat itu juga Denni berani  menjadikan kue pisang buatannya sebagai kue khas Batam.
Denni pun telah meciptakan produk dan merek tersendiri. Hak paten merek juga sudah didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual.

Kue pisang khas Batam berkembang pesat, kini Denni telah memiliki 38 orang karyawan dan memiliki 4 gerai untuk menjual kue pisang khas Batam tersebut.
Terakhir, Denni juga mendapat penghargaan juara III tingkat Nasional Wirausaha Muda Mandiri.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar